Loading...

Les Miserables (2012)


Les-miserables

Film Les Miserables
Artis Hugh Jackman, Russell Crowe, Anne Hathaway, Amanda Seyfried, Sacha Baron Cohen, Helena Bonham Carter  
Sutradara Tom Hooper
Rating 4/10

Sebelum menonton, saya sudah diwanti-wanti jika "Les Miserables" ini disajikan lewat model film musikal. Ada dua alasan mengapa saya tetap pergi menonton. Satu, dibayari kantor. Hehe. Kedua, setidaknya "Moulin Rouge" adalah salah satu film kesukaan saya meski juga disajikan dalam model yang sama. Belum lagi pengalaman menonton "Across The Universe" (2007) yang butut, serta tahun demi tahun saat masih remaja menemani mama menonton film India, rasanya tak ada yang bisa menghentikan saya.
Eh, nyatanya sekira 15 menit film berlangsung, saya jatuh terlelap di kursi bioskop karena mereka sudah menyanyi lama sekali, lebih lama dari musik instrumental David Bowie yang sempat bikin saya ngantuk di menit 7. Berarti sebenarnya saya sudah bisa lebih tahan, tapi lantas tak kuat juga.
Ketika saya terbangun beberapa saat kemudian (karena warna layar menjadi terang), ternyata mereka masih menyanyi. Di saat itulah saya was-was bagai mengalami cepirit di celana, lantaran terpikir, jangan-jangan sampai di akhir film sama sekali tak ada dialog, tetapi menyanyi terus.
Makin larut ke dalam cerita film yang sudah berganti-ganti scene dengan tokoh yang muncul semakin banyak, tak juga terjadi dialog. Dialognya ya dengan cara menyanyi. Bayangkan, ketika ada adegan Valjean (Hugh Jackman) menerima surat yang ditujukan untuk anak gadis angkatnya dari seorang pemuda perlawanan, bukannya dibaca dalam hati lantas melanjutkan menyanyikan dialog, malah seisi surat itu dibacakan -tentu saja- dengan cara menyanyi.
"Kayanya di surat itu ada not baloknya deh, jadi emang dia bacanya harus dinyanyikan," kata rekan kantor yang menonton di sebelah saya.
Dalam beberapa scene, ada lagu yang dinyanyikan oleh peran berbeda dengan melodi nada beda pula. Kadang ada 4 versi melodi nada, misal 2 melodi nada untuk pasangan yang lagi jatuh cinta, 1 melodi untuk  cewek patah hati yang ngintip si pasangan jatuh cinta, dan 1 melodi lagi dinyanyikan bapak si gadis yang jatuh cinta. Masalahnya semua peran yang menyanyi itu bernyanyi secara bersamaan.
Akibatnya tentu melodi vokalnya jadi bertabrakan, sementara musik instrumennya begitu-begitu saja. Dulu teman saya pernah menyuruh memutar Mahavisnu Orchestra, Rush dan Faust secara bersamaan untuk eksperimen mendengarkan lagu. Kini rasanya itu bukan apa-apa dibandingkan mendengar 4 pemeran dalam "Les Miserables" bernyanyi bersamaan dengan nada melodi berbeda. Dan durasinya cukup lama.
Saya ketiduran lagi.
Saya tak bisa membayangkan bagaimana film ini tanpa adanya nama-nama seperti Hugh Jackman -yang saya akui bermain bagus dengan berbagai ekspresinya saat menyanyi di film ini. Begitu juga dengan Anne Hathaway, yang sayangnya mati di tengah cerita. Toh jadi jelek juga sih setelah rambutnya dipotong dan menyanyi dengan bibir monyong demi menegaskan artikulasi, jadi biarkan saja dia mati (sialnya, arwahnya muncul lagi di bagian akhir).
Hal bagus dari film ini datang dari Sacha Baron Cohen dan Helena Bonham Carter yang dalam film ini dipasangkan menjadi pasangan licik, pencopet dan penipu. Sungguh ide yang orisinal. Lagi-lagi Sacha memukau dengan penampilan yang sangat beda dengan karakter-karakter sebelumnya. Sementara Helena Bonham Carter setidaknya membuat saya sedikit lupa jika nama aslinya adalah Helena Depp Burton.

Sacha Baron Cohen dan Helena Bonham Carter, memainkan peran kocak yang cukup menghibur untuk mengatasi kejenuhan

Sementara alur cerita tentu menuruti apa yang dituliskan oleh Victor Hugo, pengarang buku berjudul sama yang diterbitkan tahun 1862. Sayang ada beberapa lubang di cerita ini. Seperti, tak diceritakan jika Fantine (Anne Hathaway) mati karena TBC. Tahu-tahu habis menyanyi dia mati begitu saja. Kesannya, kebanyakan nyanyi sih lu, makanya is death.
Begitu juga di akhir cerita, dimana ditunjukkan 'surga' Perancis jika perlawanan revolusi mereka berhasil. Bukannya penuh kemenangan, peran-peran yang mati dalam revolusi itu berkumpul lagi untuk melakukan perlawanan dengan berdiri di barikade, persis ketika mereka mati.
Lah?
Bukannya surga itu tempatnya semua harapan dan mimpi tercapai? Mungkin sutradara ingin menjaga bahwa ini cerita tentang Hope dan Dream seperti ditulis pada poster film, sehingga Hope dan Dream itu ya tetap dibikin sebagai hope dan dream meski sudah di surga.
Jika ingin menikmati cerita buku "Les Miserables" dengan menonton film ini, rasanya cukup sulit mengingat tak semua orang senang dengan model opera musikal. Paling tidak, ada akting-akting yang cukup bagus di dalamnya yang dapat menyelamatkan film ini.
Sampai di akhir film, kekhawatiran saya jadi benar. Semua dialog dilakukan dengan menyanyi. Dan semua pengalaman saya tentang menonton film musikal paling butut pun sama sekali tak berguna saat menonton film ini.
Keluar auditorium saya ke toilet dan bercermin. Rambut saya berdiri dan acak-acakan, mungkin karena sempat tertidur. Namun yang tak kalah tampak jelas, adalah wajah saya yang stress.
Tralier :


1 comments:

vanslawidle mengatakan...

Casino Near Me - MapyRO
Find all the Casinos Near Me 화성 출장안마 - MapyRO - Casino Near Me in 1 Mapyro. Where 제천 출장안마 to Find Casino 공주 출장안마 Near Me 광주광역 출장샵 - MapyRO, Lidl, 서울특별 출장마사지 Map.

 

Seberapa besar pengaruh cinema/film terhadap kehidupan anda?

Pengikut

Kata Motivasi

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.